Workshop Angklung Centre 101 : Angklung Pentatonis Sunda ‘Indung Angklung’ Dunia

Workshop Angklung Centre 101 : Angklung Pentatonis Sunda ‘Indung Angklung’ Dunia

Ditulis Pada 24 Sep 2023 in Artikel

Workshop angklung dengan judul “Workshop Angklung Centre 101 : Angklung Pentatonis Sunda ‘Indung Angklung’ Dunia” yang dilaksanakan pada Sabtu, 23 September 2023 di Rumah  Angklung yang beralamat di Jl. Pariwisata No.1-3-5, Sukawarna, Kec. Sukajadi, Kota Bandung, Jawa Barat diisi oleh pemateri yang bernama Pak Gunawan Undang yang merupakan Sekjen dari Perhimpunan Penggiat Angklung Indonesia (PPAI). Di bawah ini adalah materi yang telah disampaikan oleh Pak Gunawan Undang dalam Workshop Angklung Centre tersebut.

Angklung ini di deskripsikan sebagai suatu alat yang terbuat dari bambu dan dibunyikan dengan cara digetarkan. Cara memainkan angklung dilakukan dengan memegang rangka pada salah satu tangan (biasanya tangan kiri) sehingga angklung tergantung bebas, sementara tangan lainnya (biasanya tangan kanan) menggoyangnya hingga berbunyi.

Angklung sudah ada sejak ratusan lalu dan diperkirakan lahir antara abad ke-12 dan ke-16 di masa Kerajaan Sunda. Pada masa itu, rakyat Kerajaan Sunda meyakini dengan memainkan angklung akan membuat senang Nyi Sri Pohaci (diyakini sebagai dewi kesuburan) sehingga hasil padi melimpah dan rakyat makmur sejahtera.

Angklung pada pada zaman dahulu menggunakan tangga nada tradisional pelog atau salendro atau biasa biasa disebut pentatonis. Namun, akhirnya dimodifikasi menjadi skala diatonis oleh Bapak Daeng Soetigna sehingga menjadi sebuah inovasi bagi angklung untuk dapat dengan leluasa harmonis bersama alat-alat musik Barat. Adapun tangga nadanya adalah sebagai berikut:

Diatonis : do re mi fa so la si do

Pentatonis : da mi na ti la da

Angklung telah ditetapkan sebagai kekayaan budaya milik Indonesia. Setelah UNESCO menetapkan angklung sebagai warisan budaya, terbitlah UU No 5 tahun 2017 tentang pemajuan kebudayaan. Angklung yang diakui oleh UNESCO adalah seluruh jenis angklung baik tradisional maupun modern. Sebelumnya, pada tahun 1964, PGRI telah menetapkan angklung sebagai alat musik pendidikan. Serta Departemen Pendidikan dan Pengajaran pada tahun 1968 pun menyatakan angklung sebagai alat musik pendidikan. Perhimpunan penggiat angklung indonesia pada akhirnya membuat sangpendidik (Sanggar Angklung Pendidikan). Alat musik ini menjadi penting karena merupakan ciri khas bangsa dan citra diri kita sendiri. Selain daripada itu, nilai-nilai angklung itu sendiri harus dikembangkan dalam dunia pendidikan karena berkaitan dengan kepemimpinan dan konsentrasi.

Angklung ini ditetapkan sebagai alat musik pendidikan, sebab dalam permainan angklung terdapat hal-hal yang penting dan menonjol dalam pembentukan karakter seperti kerjasama, gotong royong, disiplin, kecermatan, ketangkasan, dan tanggung jawab, yang kemudian dapat membangkitkan perhatian terhadap musik, menghidupkan musikalitas, mengembangkan rasa ritme, melodi, harmoni, dan lain-lain.

Begitulah paparan materi yang disampaikan oleh Pak Gunawan Undang dalam Workshop Angklung Centre kali ini. Yuk baca artikel workshop angklung lainnya agar wawasanmu mengenai angklung menjadi lebih luas!