Dukung Pelestarian Budaya, 500 Kepala Sekolah Nobar Film “The Journey: Angklung Goes To Europe”
BANDUNG (1/3) – Setelah kesuksesan Gala Premiere dan Weekly Screening di tahun lalu, film “The Journey: Angklung Goes to Europe” kembali hadir untuk memberikan inspirasi yang lebih luas kepada masyarakat dalam melestarikan dan mempromosikan budaya asli Indonesia ke luar negeri, sekaligus menanamkan nilai-nilai positif pada generasi muda. Kali ini penayangan film dilaksanakan di CGV Paris Van Java Mall Bandung, Kamis (29/2), yang dihadiri oleh “Bu Cinta” Atalia Praratya serta 500 kepala sekolah se-Bandung Raya.
“Pada tanggal 16 November 2010 UNESCO mengakui angklung sebagai warisan budaya dunia. Masyarakat Indonesia harus terus memainkan dan mempromosikannya, jika tidak maka status tersebut akan dicabut. Untuk menjawab tantangan ini, Tim Muhibah Angklung membuat film dokumenter berjudul The Journey yang menceritakan tentang perjuangan Tim Muhibah dalam mempromosikan angklung ke benua Eropa,” ujar Ketua Tim Muhibah Angklung Maulana M. Syuhada.
Film dokumenter “The Journey: Angklung Goes To Europe” telah mengikuti beberapa lab dan pitching forum internasional, yang dimentori oleh mentor-mentor internasional seperti Niels-Pagh Anderson (Denmark), Ikka Vehkalahti (Swedia), Sebastian Winkels (Jerman) dan John Appel (Belanda).
Menurut Maulana, film ini tidak hanya bercerita tentang perjalanan budaya yang dilakukan Tim Muhibah Angklung kala itu, tapi juga mengamalkan serta menampilkan nilai-nilai luhur yang sejalan dengan Peraturan Presiden Nomor 87 tahun 2016 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), seperti kerja keras, disiplin, tanggung jawab, kemandirian dan cinta tanah air.
“Film ini menceritakan bagaimana perjuangan anak-anak muda yang terus berlatih tanpa mengenal lelah untuk mengejar mimpinya, menggetarkan Eropa dengan angklung. Banyak rintangan demi rintangan yang harus mereka lewati, seperti tidur di bandara ketika mendarat di Eropa, bus yang rusak dalam perjalanan ke Aberdeen, sampai hampir ketinggalan pesawat ketika hendak kembali ke Tanah Air. Namun di balik semua itu, tidak ada sedikit pun kata menyerah yang keluar dari mulut mereka. Film ini membuktikan bahwa tidak ada yang mustahil di dunia ini. Dengan kemauan yang kuat, kerja keras, ketulusan, dan doa serta kuasa Tuhan, segala sesuatu bisa terjadi,” ujarnya
Pemutaran film kali ini merupakan kerja sama antara Tim Muhibah Angklung, Dinas Pendidikan Jawa Barat, dan Jabar Bergerak. Acara dihadiri oleh Wahyu Mijaya selaku Kepala Dinas Pendidikan (Kadisik) Provinsi Jawa Barat, Atalia selaku Pendiri Jabar Bergerak, Ai Nurhasan selaku Ketua Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah VII, dan Endang Susilastuti selaku KCD Pendidikan Wilayah VII.
Atalia mengatakan, “Filmnya luar biasa dan merupakan film yang wajib ditonton karena menghadirkan begitu banyak perjalanan yang mengandung makna. Sebuah karya harus memiliki manfaat dan film ini memiliki banyak manfaat, anak-anak muda kita yang bersemangat menyebarluaskan kesenian Indonesia dalam bentuk angklung dan juga karya-karya lain seperti seni tari. Di perjalanan film itu banyak sekali mengandung drama tapi mereka bisa menghadapi nya dengan luar biasa dengan kekompakan, kerja keras, dan menjadi sebuah tim yang sangat solid.”
“Film The Journey: Angklung Goes To Europe memiliki nilai nilai baik, saya sangat mengapresiasi film ini dan berharap dapat ditonton oleh banyak siswa. Film ini membuat saya menunggu – nunggu dan penasaran dengan jalan cerita selanjutnya dan tidak membuat bosan malah membuat penasaran apa lagi nih yang akan dihadirkan. Satu kata untuk film The Journey, Wajib Nonton!” tambahnya,
Sementara itu Kadisik Wahyu Mijaya mengatakan, hari ini kita ditampilkan sebuah penampilan yang luar biasa dan keren. “Kita banyak belajar dari film ini, bagaimana sebuah angklung, seni musik khas Jawa Barat itu ditampilkan, bagaimana kita diajarkan untuk melangkah dalam sebuah keharmonian,bagaimana keberagaman sebuah angklung bisa dimainkan dimana saja. Kita juga diajarkan semangat tanpa pernah putus asa, jika kita menghadapi sebuah kegagalan, maka jangan langsung putus asa, jangan mundur dan harus bisa menaiki tembok itu. Ini sebuah pembelajaran karakter untuk siswa siswi kita, bagaimana bisa membentuk karakter anak bahwa sekali jatuh tidak untuk terus jatuh, sekali jatuh, untuk bangkit, bangkit, dan bangkit. Mudah-mudahan film ini bisa menginspirasi para putra-putri kita, sehingga bisa lebih baik, bisa lebih berkarakter, dan bisa lebih hebat lagi”.
Selain penayangan film, Tim Muhibah Angklung pun turut hadir memberikan penampilan spektakulernya. Berbagai lagu dan tarian dari seluruh penjuru Indonesia dibawakan dengan apik oleh para pejuang budaya tersebut seperti yang dipromosikan di luar negeri, antara lain tari Lalayaran dari Jawa Barat, tari Jali-jali dari Jakarta, tari Indang dari Sumatera Barat, tari Janger dari Bali, dan tari Yamko Rambe Yamko dari Papua.
Tak hanya lagu daerah Indonesia, alat musik dari bambu ini juga mampu membawakan lagu-lagu internasional seperti lagu New York-New York yang dipopulerkan oleh Frank Sinatra, lagu latin Besame Mucho karya Hugo Blanco dan lagu opera “Libiamo Ne’ Lieti Calici” karya Giuseppe Verdi pada kesempatan tersebut. Suasana bioskop pun menjadi ramai dan penuh dengan gema merdu alat musik angklung. Tim Muhibah Angklung mendapatkan apresiasi yang baik dari seluruh kepala sekolah yang hadir.
Dukung Pelestarian Budaya
Maulana mengatakan, Tim Muhibah Angklung berkomitmen untuk terus mendukung pelestarian budaya Indonesia dan PPK bagi remaja di seluruh Indonesia, salah satunya dengan cara pemutaran film “The Journey: Angklung Goes to Europe” di bioskop-bioskop yang ada di seluruh Indonesia, yang diawali di jaringan bioskop CGV di Bandung dan Jawa Barat. Ia yakin film ini tidak hanya menginspirasi, tetapi juga mendukung upaya pengembangan karakter positif di kalangan siswa secara nyata, sekaligus melestarikan budaya asli Indonesia.
Ke depannya, lanjut Maulana, Tim Muhibah Angklung akan bekerja sama dengan sekolah-sekolah di Bandung Raya untuk terus mengampanyekan pengembangan karakter positif dan pelestarian budaya di kalangan remaja dengan lebih masif.
Sebagai informasi, bagi sekolah dan masyarakat umum yang ingin menonton film tersebut, bisa melakukan registrasi melalui akun instagram @film.thejourney. Pemesanan dapat dilakukan secara individu maupun group booking.
Sementara itu, KCD Ai Nurhasan menyatakan bersyukur di siang hari ini kita diizinkan untuk menyaksikan bagaimana perjuangan nilai-nilai Jawa Barat. Kita sudah melihat sendiri, kita ikut kesal, ikut cape, tapi itulah semangat kita sebagai orang Jawa Barat yang harus peduli dengan kesenian Jawa Barat khususnya angklung yang ternyata luar biasa, bisa sejajar bahkan lebih baik dari kesenian-kesenian yang ada di Eropa sana. Saya harap sepulang dari sini kita bisa menggali kembali kesenian khas Jawa Barat sebagai bagian dari model dan bagian dari sarana untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Jawa Barat dan KCD 7 khususnya. “Kita berharap para siswa dapat menonton acara yang sama. Mudah-mudahan ini merupakan bagian dari upaya kita bersama agar Jawa Barat bisa mendunia,” tandasnya.
Pada bulan Juli tahun ini Tim Muhibah Angklung akan kembali melaksanakan misi budaya. Mereka akan mengunjungi Afrika (Maroko), Eropa (Portugal dan Spanyol) dan Timur Tengah (Uni Emirat Arab dan Arab Saudi). Tim Muhibah telah diundang untuk berpartisipasi di dua festival internasional di Eropa, yaitu 48th Semana Internacional de Folclore di Cantanhede, Portugal, dan 56th Festival Internacional de Folclore en el Mediterráneo di Murcia, Spanyol.
Tim Muhibah Angklung
Website: http://www.angklungmuhibah.id/
https://linkr.bio/TentangMuhibah
Email: management@angklungmuhibah.id
Instagram: @angklungmuhibah
Youtube: https://www.youtube.com/user/40daysineurope
Facebook: https://web.facebook.com/angklungmuhibah
Tiktok: https://www.tiktok.com/@angklungmuhibah
HP/Whatsapp: +6285722116767 (Maulana M. Syuhada)
Link media berita terkait: